Pada jaman dulu, hiduplah dua orang bersaudara kembar. Sekalipun kembar, kakak beradik tersebut mempunyai sifat dan cara hidup yang berbeda. Sang kakak sejak kecil beerkelakuan baik, sehingga setelah dewasa ia menjadi seorang hakim. Sedangkan sang adik yang sejak kecil berwatak kasar, setelah dewasa menjadi seorang penjahat besar. Ia seringkali terlibat dalam perampokan. pembunuhan dan sebagainya.
Pada suatu waktu, sang adik harus dihadapkan ke pengadilan untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya yang jahat. Di pengadilan itulah penjahat ini berhadapan dengan kakak kembarnya yang terkenal sebagai hakim yang sangat adil. Setelah proses pengadilan berlangsung beberapa kali, akhirnya vonis dijatuhkan,m sang adik harus menerima hukuman gantung.
Dalam penjara, hati penjahat tersebut merasa takut dan gelisah. “Siapakah yang dapat melepaskan aku dari hukuman mati ini ?” jeritnya. Tanpa diduga, pada malam terakhir sebelum eksekusi dilakukan, sang kakak datang seraya berkata, “Aku teramat mengasihimu itulah sebabnya aku datang, bukalah pakaian penjaramu dan kenakan pakaian hakimku serta lekas tinggalkan tempat ini !” Tanpa banyak bicara sang adik melaksanakan apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dengan segera ia pergi dan meninggalkan sang kakak dalam penjara.
Keesokan harinya sang adik yang telah keluar dari penjara itu memandang dari kejauhan, ada sesosok tubuh yang tergantung, yang tak lain adalah tubuh kakaknya sendiri yang telah mati menggantikan dia sebagai penjahat besar.
JANGAN SIA SIAKAN PENGORBANAN KRISTUS !
“kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia sia… bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus…” (1 Pet 1:18-19)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar